Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2008
Opu Sahar..begitulah aku sering memanggil namanya. Nama sebenarnya adalah Sahar Hamzah. Arti nama "Opu" adalah ipar dalam bahasa Adonara, NTT. Meskipun demikian dia sebenarnya bukan iparku namun entah mengapa hampir semua orang memanggil dia dengan panggilan Opu Sahar. Dia adalah salah seorang dari beberapa sahabatku namun sahabatku yang satu ini cukup unik. Sosoknya yang lucu,ceplas-ceplos dan pandai membanyol membuat dirinya banyak di sukai semua orang apalagi ditunjang dengan tubuhnya yang pendekar alias pendek tapi kekar terkadang membuat aku dan teman-teman terbahak-bahak dengan segala tingkahnya. Pernah pada suatu ketika dia memakai kaca mata hitam dan berjalan di tengah kota sampai masuk ke dalam pasar, kontan saja banyak orang yang menyingkir untuk memberikan jalan untuk opu Sahar dan parahnya lagi waktu dia kan menyebrang jalan, mobil-mobil pun dengan sabar menunggu opu Sahar yang menyebrang ala orang buta. Sebenarnya dia tidak ada niatan untuk menghina orang yang ...

RI workers, children 'enslaved' in Malaysia, commission says

Gambar
Erwida Maulia , The Jakarta Post , Jakarta | Wed, 09/17/2008 10:24 AM | Headlines " Slavery practices" at palm oil plantations in Sabah, Malaysia, have affected thousands of Indonesian migrant workers and their children, the National Commission for Child Protection has announced. Commission secretary general Arist Merdeka Sirait said Tuesday a fact-finding team sent to plantations in Sabah discovered tens of thousands of Indonesian migrant workers and their children had been "systematically enslaved". "They are placed in isolated barracks with no access to transportation, making it impossible for them to leave the plantations. Nor do they have access to clean water, lighting and other facilities," Arist, a team member, told The Jakarta Post on Tuesday. About 72,000 children of Indonesian migrant workers at the Sabah plantations were forced to work without regulated employment hours, meaning they were made to work all day long, he added. ...

WiFi Zone di blokir pass word? Huuh…..!!!

Gambar
“Sinyal WiFi down atau di matiin sama yang punya ya?” Itu yang terpikir oleh aku ketika aku sampai di Sedap Corner, nama satu resto yang ada di kota Tawau. Kesal sekaligus be-te karena sudah capek-capek bawa laptop ke tempat ini tapi aku tidak bias main internet..huuuhh!!! Kepalang basah, ya sudah aku terusin saja nulis apa yang aku pengen tulis dan nanti aku save saja sebagai draft. Nanti saja kalau sudah sampai di Tabin Lodge Inn, tempat aku dan teman-teman biasa menghabiskan waktu saat week end tiba. Sebenarnya aku sudah lama pengen nulis-nulis lagi di MP tapi entah kenapa ketika aku sudah buka MP semua yang ada di dalam pikiran malah tidak aku tuangkan dalam tulisan. Sekarang ketika mood itu sudah datang aku malah tidak bisa buka MP. Anehnya, semua jariku malah terasa kaku untuk menekan tuts-tuts dalam keyboard laptop. Mungkin karena selama ini aku malah keasyikan main game kali ya? Game? Ya..sejak WiFi yang ada di kantor manager estate ( estate = perkebunan sawit ) di ...